Simulasi Penanganan Penyakit Kolera di Pelabuhan Benoa oleh KKP kelas I Denpasar

BENOA,-Kepanikan terjadi di Kapal Suka-Suka jurusan Benoa - Nusa Lembongan – Benoa yang mengangangkut puluhan wisatawan mancanegara. Sepuluh orang penumpang kapal wisata tersebut dilaporkan mengalami mual, muntah, dan diare, dan  seorang diantaranya tidak sadarkan diri. Laporan kejadian yang terjadi di tengah laut ini disampaikan Nakhoda kapal Suka-Suka kepada Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Benoa melalui Stasiun Radio Pantai Benoa. Dengan koordinasi dan komunikasi cepat di bawah komando KSOP dengan instansi terkait di Pelabuhan Laut Benoa seperti Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar (KKP Kelas I Denpasar), Polsek Kawasan Laut Benoa, PT. Pelindo III (Persero) Cabang Benoa, TNI AL Lanal Benoa, serta Pola Air Benoa KKP, maka KKP Kelas I Denpasar Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Benoa mengirim bantuan lima tenaga medis ke kapal tersebut dengan bantuan Kapal KN 326 milik KPLP. Petugas medis KKP Kelas I Denpasar memberikan pertolongan pada penumpang di Kapal SS yang sedang berlayar menuju Pelabuhan Benoa.

Setibanya di dermaga timur Pelabuhan Benoa, dua penumpang kemudian dievakuasi ke RS.Sanglah menggunakan  ambulans yang telah bersiap sebelum kapal tiba. Petugas mendata seluruh peumpang dan kru kapal. Penumpang lain yang tidak memerlukan bantuan medis diberikan Kartu Kewaspadaan Kesehatan/ Health Alert Card kemudian ditampung di terminal penumpang milik PT. Pelindo III (Persero) Cabang Benoa sebelum kembali ke hotel masing-masing.

Petugas dari Tim terpadu KKP Kelas I Denpasar juga mengambil sampel sisa makanan dan muntahan korban serta usap dubur dari sekuruh penjamah makanan di kapal tersebut untuk diperiksa lebih lanjut di laboratorium. Tindakan penyehatan kapal juga dilakukan oleh tim Pengendalian Risiko Lingkungan.

Setelah dilakukan penyelidikan epidemiologi oleh tim surveilans KKP Kelas I Denpasar didapati bahwa sebagai sumber penularan adalah (Tn.P) chef Kapal Suka-Suka sebagai penjamah makanan. Tn.P baru saja tiba dari perjalanan bisnis di negara dengan kasus Kolera yang tinggi dan sempat berobat ke klinik bandara serta telah diberikan Kartu Kewaspadaan Kesehatan oleh petugas medis KKP Kelas I Denpasar di Bandara Ngurah Rai-Bali. Hal ini diperkuat dengan hasil pemeriksaan usap dubur/rectal swab di laboratorium bahwa Tn. P positif Vibrio Cholera.

    Kejadian ini merupakan simulasi penanganan penyakit Kolera oleh KKP Kelas I Denpasar bersama lintas sektor di Pelabuhan Laut Benoa. Berdasarkan International Health Regulation (IHR 2005) Kolera merupakan PHEIC/Public Health Emergency of International Concern. Perjalanan internasional menjadi salah satu pintu masuk penyakit dari satu negara ke negara lain. Pulau Bali sebagai tujuan wisata internasional diharapkan dapat lebih waspada dalam mengantisipasi hal ini. Pelabuhan Benoa merupakan salah satu pintu masuk internasional ke Pulau Bali dari jalur laut. Kemampuan petugas kesehatan khususnya petugas KKP dalam mendeteksi dan merespon kejadian PHEIC di pintu masuk negara harus terus ditingkatkan.  Melalui kegiatan simulasi penanggulangan Kolera di Pelabuhan Benoa ini diharapkan terjadi peningkatan pemahaman dan kemampuan petugas dalam detect and response, serta peningkatan koordinasi dan komunikasi baik di dalam lingkungan KKP Kelas I Denpasar  maupun dengan lintas sektor di wilayah Pelabuhan dan Bandara.

Simulasi yang diawali dengan sambutan Kepala KKP Kelas I Denpasar dr. Nyoman Murtiyasa, M.Kes. dan dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr. I Ketut Suarjaya, MPPM., dihadiri oleh sejumlah pihak dari lintas sektor terkait seperti KSOP Kelas II Benoa, PT. Pelindo III (Persero) Cab. Benoa, perwakilan RSUP , Sanglah, RS. Wangaya, Imigrasi, Bea dan Cukai, TNI AL, Polair, serta instansi lainnya baik di lingkungan Pelabuhan Benoa maupun dari luar Pelabuhan Benoa.








Subscribe to receive free email updates: